Menulis Perlu Proses
PROJECTGAYAHIDUP.COM - Seperti anak tangga, kualitas tulisan seseorang pun bertingkat. Tidak seperti lantai yang lurus mendatar.
Agar bisa terus melangkah ke anak tangga berikutnya, tentu ada tahapan yang perlu dilewati. Tidak bisa dengan sekali langkah. Apalagi dengan mengucap "bim salabim", dengan sekejap langsung mahir.
Kualitas menulis pun demikian. Tidak akan sama kualitas seseorang yang baru menulis dengan yang sudah menahun melakukannya.
Semua penulis berporses untuk mendapatkan progres. Hanya dengan terus berproses keniscayaan progres dapat terjadi. Walau pun mungkin sangat kecil progresnya, tetapi itu tetap sebuah peningkatan.
Dalam sebuah karyanya yang berjudul ABC Dialektika Materelisme, Leon Trotsky pernah berkata:
"Pada kenyataanya satu pon gula tidak pernah sama persis dengan satu pon gula. Sebuah pengukuran yang lebih teliti selalu menyingkap adanya perbedaan."
![]() |
Sumber Gambar: Wallpaper Flare |
Pernyataan tersebut menegaskan, perubahan teramat kecil pun dapat ditemukan apabila dilakukan penelaahan secara teliti. Seorang profesional akan menemukan perbedaan itu dengan ketelitiannya.
Dalam konteks menulis, mungkin kita merasa tidak ada kemajuan. Namun percayalah, setiap proses yang dilalui menghasilkan progres sesedikit apapun itu.
Lalu, bagaimana agar tulisan dapat terus berkembang menjadi lebih baik? Apa yang bisa dilakukan oleh penulis pemula?
1. Gila Membaca
Membaca adalah proses wajib yang harus dilakukan seluruh penulis, baik itu penulis pemula ataupun yang sudah mahir.
"Seorang pembaca tidak harus menjadi penulis. Tetapi seorang penulis harus gila membaca."
Seorang penulis yang jarang membaca konsekuensinya kualitas tulisan akan sulit menjadi lebih baik. Tidak ada proses komparasi guna mengetahui sejauh mana kualitas tulisan tersebut.
Ketika kita sering membaca teks, maka akan menemukan beragam kosa kata, gaya bahasa, pola kalimat, informasi, dan lainnya yang bisa dijadikan untuk bahan perbaikan.
Hal tersebutlah yang akan membuat kita berprogres menghasilkan tulisan yang lebih baik. Kita menjadi memiliki bahan baku untuk merangkai gagasan demi gagasan.
Oleh karena itu rajin lah membaca, kerena membaca itu tidak hanya akan membantu memperbaiki kualitas tulisan, tapi juga dapat mempertajam pikiranmu.
Stephen Covey pernah berkata:
"Biasakanlah untuk membaca. Pendekatan terbaik untuk mempertajam pikiranmu adalah membaca. Membaca itu dasar segalanya."
2. Rajin Menulis
Jika diibaratkan sedang membangun rumah, menulis itu seperti menyusun batu bata. Awalnya batu bata yang disusun berantakan, tapi ketika semakin lihai hasilnya jadi lebih rapi.
Ketika kita rajin menulis, kualitas tulisan pun akan semakin bertambah. Melalui proses menulis yang berkelanjutan kita jadi tahu mana yang perlu diperbaiki.
Kita bisa melatih proses menulis mulai dari hal sederhana. Misalnya, kita menuliskan seisi kamar dan fungsinya.
Lalu, bandingkan dengan tulisan orang lain. Kemudian, menulis lagi seisi ruangan lain. Jika dilakukan secara terus menerus dengan referensi yang berbeda-beda, maka tulisan kita pun akan berkembang.
Apabila sudah terbiasa menulis, atau menulis sudah terasa tidak lagi membebankan, maka kita bisa latihan meningkatkan kualitas tulisan.
Mungkin bisa dengan memilih topik tertentu. Dengan begitu kita tidak hanya menulis apa yang ada di sekitar, tatapi juga melakukan riset dari topik yang ingin ditulis.
Sebagai penutup, ungkapan dari Nurfitri Hardyanti di bawah ini bisa dijadikan penyemangat agar kita terus berproses:
"Tidak ada tulisan jelek selama seseorang masih ingin terus berproses. Semua tulisan punya gaya tulisan masing-masing."
BACA JUGA: 14 Cara Mengatasi Writer’s Block yang Terbukti Ampuh, Penulis Pemula Wajib Tahu!
Post a Comment